Itu karena ruangan sekolah sementara digunakan untuk menampung para pengungsi korban banjir bandang. Warga memilih bangunan sekolah karena dianggap lebih aman.
Total pengungsi korban banjir yang bertahan di sejumlah gedung sekolah di Kecamatan Simpati berjumlah 155 kepala keluarga. Mereka menolak tinggal di tenda-tenda darurat karena dianggap tidak aman.
Menanggapi kondisi itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Syamsul Ma`arif yang meninjau lokasi banjir, meminta pemda setempat segera merelokasi pengungsi ke tempat lain, sehinga kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal.
Banjir bandang menerjang Nagari Simpang, Kecamatan Simpang Alahan Mati (Simpati), Kabupaten Pasaman, Rabu silam. Ketinggian air saat itu mencapai lima meter.
Hujan lebat yang mengguyur Pasaman sejak siang ditengarai menjadi penyebab banjir bandang tersebut. Banjir membawa banyak kayu gelondongan dari Bukit Rimbo Malampah. Selain rumah hanyut, pasar setempat dan puluhan rumah lainnya terendam.
Sumber : metrotvnews.com