
Christian 'el loco' Gonzales pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Angin Mammiri, Makassar. Bersama PSM Makassar di tahun 2003, ia mampu membawa PSM menjadi runner up liga Indonesia pada musim tersebut. Pada tahun 2006, ia sempat menjadi pemain termahal Liga Indonesia dengan nilai kontrak Rp 1,2 milyar. Bahkan dia juga sempat masuk nominasi pemain terbaik Asia. Gonzales juga mencatatkan diri sebagai striker tersubur Liga Indonesia, ia pernah menjadi top skor liga Indonesia 4 musim berturut-turut yaitu pada tahun (musim) 2003/2004 (27 g0l), 2005/2006 (30 gol), 2006/2007 (32 gol), 2007/2008 (26 gol) dan pada musim 2008/2009 dengan koleksi 28 gol. Christian gonzales mengawali debutnya di timnas saat Indonesia melawan Timor Leste di pertandingan persahabatan pada tanggal 21 November 2010.
Sebagai pemain yang dikenal dengan temperamental yang tinggi, Christian kini sudah berbeda berkat pendalamannya tentang Islam. Ia banyak belajar Islam, ia juga selalu salat dan berwudhu dan berdo'a setiap akan bertanding. Sebelumnya Gonzales bahkan pernah dihukum 1 tahun tak boleh bermain oleh PSSI pada tahun 2004. Jejak rekam karir Cristian ditemukan sekitar tujuh kasus yang melibatkan dirinya dengan pemain lain, sehingga ia sering dikeluarkan oleh klubnya.
Karir klub Cristian 'el loco' Gonzales dimulai dari sebuah klub Uruguay bernama Sud America pada tahun 1995. Dalam periode 28 bulan, ia hanya tampil sekali dan tidak mencetak gol. Sud America kemudian meminjamkannya ke Huracan Ctes dengan status pinjaman. Ia tampil sebanyak 3 kali dan tidak mencetak gol. Setelah kembali dari masa peminjaman yang cukup lama, ia akhirnya beberapa kali dipercaya sebagai starter. Ia tampil sebanyak 12 kali dan mencetak 1 gol. Pada tahun 2000, dengan status bebas transfer ia berlabuh ke klub barunya, Deportivo Maldonado. Di sini ia tampil sebanyak 22 kali dan mencetak 1 gol.
Awal karir Gonzales di IndonesiaDi tahun 2003, ia bergabung dengan PSM Makassar dengan status Free Transfer. Pada musim tersebut ia mencetak 27 gol dan PSM Makassar menjadi juara kedua Liga Indonesia. Tahun berikutnya ia dikenai skorsing oleh PSSI selama semusim dan didenda Rp 20 juta karena memukul salah seorang petugas Persita Tangerang saat bertanding. Bebas dari skorsing, ia kemudian bergabung dengan Persik Kediri dan menjadi juara Liga Indonesia pada tahun 2006. Pada tahun 2008 ia dijatuhi skorsing dari Komdis setelah melakukan tindakan yang tidak sportif. Krisis finansial yang dialami Persik Kediri membuat manajemen Persik harus melakukan rasionalisasi gaji. Gonzales merupakan salah satu dari beberapa pemain Persik yang tidak setuju atas keputusan tersebut.
Pada 30 Januari 2009, manajemen Persib Bandung mengumumkan bahwa mereka telah merekrut Cristian yang mendapat remisi dari Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Cristian dikontrak dalam status sebagai pemain pinjaman dari Persik Kediri dan akan digaji 60 juta rupiah per bulan oleh Persib Bandung. Setelah masa pinjamannya di Persib Bandung dan kontraknya di Persik Kediri habis, Ia langsung dikontrak oleh Persib Bandung sebagai pemain tetap. Di pra musim 2009-10, Ia mencetak gol untuk Persib di Piala Gubernur Jatim.